Background
NAPOLEON

ZULFA =VOCAL
AJIE =BASS
ARDHIAN =KEYBOARD
ALDI =DRUM
ABI =GITAR




saat aku sma kelas 2 di sma 16 surabaya saya mulai menggeluti dunia musik yaitu nge band.pada waktu itu saya mengekitu event deteksi band dan honda beat jingle yang peserta nya 160.Band ku yaitu NAPOLEON terdaftar dalam 160 band,dari 160 band di saring 120.Penyaringan itu di lakukan dengan cara pendaftaran tercepat dan ESSAI tentang band masing-masing.Nah ketika itu ESSAI dari NAPOLEON masuk jadinya band saya masuk 120.

Dari 120 band di audisi lagi di studio luna.Nah pada sbelum audisi band saya udah di siapkan mateng-mateng walaupun tidak ada yang ngelatih tapi kami masi tetap berlatih.tak di sangka dengan hasil kerja keras bersama NAPOLEON masuk dalam 15 besar dengan honda beat jingle.prasaan kami pun senang di campur rasa terharu dan puji syukur kepada ALLAH SWT yang telah membing kami ke 15 besar.




setelah 15 besar kami di beri kesempatan untuk maen di sscc ptc nah di situ ada juri yang menilai semua 15 band yang masuk tentu saja hari dan jam di bedakan antara band 1 dengan yang laen.setiap band di wajibkan untuk membawa suporter agar lebih meriah dan memberi semangat.baru pertama kali saya bisa maen di acara event terbesar deteksi yang di
selenggarakan sekali dalam setahun



Setelah 15 band tampil semua akhirnya tiba pengumuman untuk masuk 5 besar.wah aku dan teman-teman saya sangat gemeteran menanti pengumuman itu.kami hanya dapat berdoa usaha yang kami lakukan sudah sepenuhnya maksimal.tak di sangka pula band NAPOLEON masuk 5 besar.Wah hati mana yang tidak bangga masuk 5 besar.kami bersyukur banget masuknya 5 besar honda deteksi.




saat 5 besar kami di beri kesempatan untuk cek sound di sscc ptc.wah cek soundnya malem pula personel dari napolen banyak yang udah ngantuk.tapi semangat mereka yang tak ada habisnya sehingga masih mau nunggu giliran kpn cek soundnya.




kami sempat minder dengan lawan2 kami yang bawaanya hardcase dan mahal-mahal dan crew mereka masing-masing.

Sedangkan kami cuman ber 7 di antaranya Aldi(drummer),Zulfa(vocal),Ajie(bass),Abi(gitar),ardian(keyboard) serata vrenki dan mbak manda.

setelah kami cek sound,kami langsung pulang karena sudah malem saat itu jam menunjukkan pukul 12 malem.


besoknya kami mulai bertanding dengan penuh rasa percaya diri.kebetulan kami tampil no 2.
aku down saat band pertama memainkan musiknya.band pertama maennya bersih dan kompak.ya ampun aku dredeg sekali waktu itu
gamana ntar maen ku?
aku hanya berdoa saja
eh ternyata maenku bnyak yang salah.beda dari sebelumnya.aku penuh salah kepada teman-teman ku padahal suporter sekolah ku banyak sekali kira-kira 300 orang lebih aku ga ngitung soalnya.mereka pada pengen NAPOLEON juara.

nah saat yang di tunggu-tunggu adalah pengumuman juara.kami hanya bisa berdoa.hanya itu kemampuan dari kami hanya bermodal kostum se adanya,arrasemen yang tidak mencolok dari 4 besar band laennya.Mereka lebih keren musiknya di banding Napoleon.

nah pada saat pengumuman band saya tidak bisa menjadi juara.maafkan kami ya teman hanya itu yang bisa kami persembahkan untuk teman-teman sma 16 dan guru-guru sma 16
kalau ada kesempatan lagi NAPOLEN akan berusaha menjadi juara AMIEN

sekian















.
Sejak di lahirkan saya orangnya penuh dengan ke anehan,ke anehan nya itu adalah sewaktu saya bayi saya di tidurkan di kasur oleh ibu saya,di sebelah kanan kiri saya di batasi oleh guling agar saya tidak jatuh ke bawah.Selang brapa menit tiba-tiba saya terjatuh dari tempat tidur dan masuk ke bawah kolong tempat tidur lah aneh nya guling yang di sebelah kiri kanan saya tidak berubah atau terjatuh.Semenjak itu saya bingung dan bertanya kepada mama saya.Mengapa itu bisa terjadi pada saya?sungguh aneh sekali.sulit aku bayangngin dengan logika.
jika itu suatu mukzizat saya sangat bersyukur sekali tapi apakah ada mukzizat seperti itu?mukzizat hanya di berikan kepada rosul orang yang paling dekat dengan allah swt.
saat bertambahnya umur saya duduk di bangku sekolah dasar kelas 2 di sd muhamadiyah 4 pucang surabaya pada saat itu bel pulang sudah di bunyikan saya langsung senang pengen pulan.nah pada saat itu pula saya belum di jemput dengan mama saya.sya bingung dan sedih kenapa belum di jemput setelah menunggu agak lama saya putuskan untuk keluar pintu gerbang sekolah nah pada saaat itu saya langsung di sambut tukang becak yang hendak menganter pulang saya.tidak pikir panjang lalu saya meng iyakan tawaran tukang becak untuk menganter saya pulang.Sebenarnya saya tidak tau jalan pulang saya bilang aja rumah saya di depan kampus,trus di situ tukang becak nya bingung.ha.....?depan kampus?
depan kampus mana dek?
saya bilang "ya depan kampus pak?"kebetulan rumah saya depan kampus UPN.tapi saya tidak menyebutkan kampus UPN.karena pikiran saya masih kecil jadi tak tau apa-apa.hahaha.nah di situ tukang bbecak udah mulai berangkat nganter saya pulang,becak itu awalnya menuju ke kampus UNTAG yang ada di nginden saya bilang bukan situ,trus becak itu memancal pedalnya ke kampus ITATS,lalu pak becak nya bilang "apa di sini dek?"aku bilang "bukan pak"trus pak becaknya menuju ke kampus UBAYA pak becak bilang seperti yang tadi dan saya menjawab seperti yang tadi.akhirnya pak becak itu menuju ke kampus UPN nah saya baru inget jalan ini,lalu saya tunjukkan jalan menuju rumah saya.Sesampai di rumah saya langsung memanggil mama saya,saya leat jam di dinding menunjuk pukul 5 sore padahal saya pulang dari sekolah jam 11.begitu lama nya saya menghabiskan waktu di jalan.Setelah itu mama saya menghampiru ku dan bertanya "dari mana aja kamu nak"?sambil nangis.saya ga tega melihatnya lalu saya bilang "saya muter-muter mau pulang saya ga hafal jalan pulang"Ahirnya mama saya menghampiri tukang becak itu dan memberi upah.

Muhammad Sholallahu 'Alaihi wa Salam dilahirkan di Makkah Al Mukarramah pada hari Senin tanggal 12 Rabi'ul Awwal tahun 571 M. Tahun tersebut adalah tahun ketika Abrahah Al Habsyi berusaha menghancurkan Ka'bah. Maka Allah menghancurkan Abrahah (dan tentaranya). Hal tersebut disebutkan di dalam surat Al Fiil.

Ayah beliau adalah Abdullah bin Abdil Muthallib bin Hasyim bin Abdi Manaf. Ia meninggal sebelum Nabi Shalallahu 'Alaihi wa Salam dilahirkan. Oleh karena itu beliau dilahirkan dalam keadaan yatim.

Ibu beliau adalah Aminah bintu Wahb bin Abdi Manaf bin Zuhrah bin Kilab bin Murrah. Setelah ibunya melahirkan, ia mengirim beliau kepada kakeknya. Ibunya memberikan kabar gembira kepada sang kakek dengan kelahiran cucunya. Maka kakeknya datang dengan menggendong-nya. Sang kakek memasuki Ka'bah bersama beliau. Kakeknya berdoa bagi beliau dan menamai beliau Muhammad.

Allah 'Azza wa Jalla berfirman: "Dan (aku) memberikan kabar gembira dengan seorang rasul yang datang sesudahku yang bernama Ahmad (Muhammad)." (QS. Ash Shaff: 6).

Nasab beliau dari sisi ayah adalah: Muhammad bin Abdillah bin Abdil Muthallib bin Hasyim bin Abdi Manaf bin Qushai bin Kilab bin Murrah bin Ka'ab bin Lu'ai bin ghalib bin Fihr bin Malik bin AnNadhar bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhar bin Nazzar bin Ma'ad bin Adnan. Adnan termasuk keturunan Ismail bin Ibrahim 'Alaihimussallam. Nasab ayah Nabi Sholallahu 'Alaihi wa Salam bertemu dengan nasab ibu beliau pada Kilab bin Murrah.

Masa Penyusuan Nabi Sholallahu 'Alaihi wa Salam
Di masa itu, orang-orang mulia suku Quraisy mempunyai sebuah kebiasaan untuk menyerahkan anak-anak mereka kepada para ibu susuan yang berasal dari desa (pedalaman). Agar di tahun-tahun pertama kehidupannya sang anak hidup di udara pedalaman yang segar, sehingga badannya menjadi kuat karenanya.

Oleh karena itu Abdul Muthallib mencari ibu susuan bagi Muhammad Sholallahu 'Alaihi wa Salam. Ketika itu datanglah wanita-wanita dari bani Sa'ad di Makkah. Mereka mencari anak-anak untuk disusui. Di antara mereka adalah Halimah As Sa'diyyah. Semua wanita itu telah mengambil anak untuk disusui kecuali Halimah. Ia tidak menemukan selain Muhammad. Pada mulanya ia enggan mengambil beliau dikarenakan beliau adalah anak yatim tanpa ayah. Namun ia tidak suka kembali tanpa membawa anak susuan. Akhirnya Halimah mengambil beliau karena tidak ada bayi selain beliau untuk disusui.

Halimah mendapatkan banyak dari barakah Nabi Sholallahu 'Alaihi wa Salam selama menyusui beliau. Nabi Sholallahu 'Alaihi wa Salam menetap di Bani Sa'ad selama dua tahun, selama masa penyusuan. Kemudian Halimah membawanya ke Makkah. Ia membawanya kepada ibu beliau, Halimah meminta, agar beliau bisa tinggal bersamanya lebih lama lagi.

Kemudian Rasulullah Sholallahu 'Alaihi wa Salam mencapai usia lima tahun. Di usia itu terjadi peristiwa pembelahan dada beliau. Jibril datang kepada Muhammad Sholallahu 'Alaihi wa Salam. Ketika itu beliau tengah bermain-main bersama anak-anak lain. Jibril mengambil beliau kemudian melemparkannya ke tanah. Ia mengambil jantung beliau. Ia mengeluarkan segumpal darah dari jantung tersebut. Kemudian ia berkata: "Ini adalah bagian syaithan dari dirimu."

Lalu ia mencucinya dalam baskom emas dengan air zam-zam. Kemudian Jibril mengembalikan jantung itu seperti semula. Anas Radhiyallahu'anhu, perawi hadits ini mengatakan: "Sungguh aku telah melihat bekas sobekan di dada beliau." ­­

Maka kemudian Halimah mengetahui kejadian ini. Ia pun mengkhawatirkan keselamatan beliau. Sehingga ia mengembalikan beliau kepada sang ibu.

Meninggalnya Ibu Rasulullah Sholallahu 'Alaihi wa Salam dan Pengasuhan Sang Kakek


Rasulullah Sholallahu 'Alaihi wa Salam dikembalikan oleh Halimah. Beliau pun tinggal bersama sang ibu. Ketika beliau mencapai usia enam tahun, Aminah membawanya ke Yatsrib. Mereka menunjungi paman-paman beliau. Mereka adalah saudara Aminah dari Bani An Najjar.


Aminah pergi bersama Ummu Aiman, pengasuh Nabi Sholallahu 'Alaihi wa Salam. Di perjalanan pulang dari Yatsrib, ibu beliau meninggal. Ia meninggal di suatu tempat yang disebut Al Abwa'. Al Abwa' berada di antara Makkah dan Madinah. Maka Ummu Aiman kembali ke Makkah bersama beliau. Kemudian beliau diasuh oleh sang kakek Abdul Muthallib.



Sumber: Muqarrar al-Mustawa Ats Tsalits fis Siratin Nabawiyyah—Syu'bah Ta'lim al-Lughah al-'Arabiyyah al-Jami'ah al-Islamiyyah, Madinah

Djenne, itu nama sebuah kota tertua di sub-Sahara Afrika. Terletak di kawasan lahan banjir yang dilintasi dua sungai, yakni Niger dan Bani. Namun bagi yang belum pernah bertandang ke kota berjarak 354 kilometer di barat daya Timbuktu, terutama muslim, tentu tak mengira ada sebuah masjid dengan arsitektur indah namun tak lazim, yakni Masjid Agung Djene.

Mengapa tak lazim? Bentuknya tak seperti masjid-masjid lain yang cenderung mengacu ke bentuk masjid atau bangunan di timur-tengah abad pertengahan hingga masa Kaisar Ottoman. Polos dan minim ornamen, namun justru menunjukkan jika sang ahli bangunan paham benar bagaimana menghadirkan masjid dengan nafas lokal, rendah hati, namun tidak mengurangi aura sakral dan monumental sebuah masjid agung.

Djene, selain terkenal sebagai kota perdagangan, juga dikenal sebagai kota peziarah dan pusat studi Islam. Masjid Agung itu sendiri dari awal dibangun hingga kini mendominasi alun-alun pasar utama di kota tersebut. Tradisi menuturkan, penduduk Djene memiliki masjidnya pertama kali pada tahun 1240, yang dibangun oleh Sultan Koi setelah memeluk Islam dan mengubah istananya menjadi masjid.

SESAJI BENDA DALAM TRADISI HINDU

TRADISI menghaturkan sesaji berupa makanan maupun benda lain dalam kehidupan beragama Hindu di Bali bukan sekadar tradisi yang merupakan kreasi umat. Tradisi tersebut memiliki landasan yang kuat dalam sastra agama Hindu. Dalam Bhagawad Gita XVII Sloka 11 s.d. 13 dinyatakan bahwa upacara yadnya ada tiga kualitasnya yaitu Satvika Yadnya, Rajasika Yadnya dan Tamsika Yadnya. Yadnya yang paling berkualitas disebut Satvika Yadnya. Salah satu syarat yadnya yang Satvika adalah adanya jamuan makanan kepada para tamu atau Athiti Yadnya. Makanan yang dijadikan jamuan adalah makanan yang telah dipersembahkan kepada Tuhan. Karena itu disebut prasadam yang artinya karunia. Kalau ada Yadnya tanpa jamuan makanan yang disebut Asrsta Annam maka yadnya tersebut tergolong yadnya yang berkualitas jelek atau Tamasika Yadnya.

Jadi kalau yadnya yang tergolong Satvika adalah harus ada Srsta Annam atau dalam tradisi Hindu di India disebut Anna Seva. Dalam kitab Manawa Dharmasastra juga ada dinyatakan bahwa betapa pun mewahnya suatu upacara yadnya kalau di sekitarnya ada orang kelaparan maka yadnya itu tidak memberikan makna apa-apa.

Dalam kitab Agastia Parwa juga dinyatakan, Maweh apangan ring kraman. Artinya, menjamu makanan kepada masyarakat. Hal itulah yang disebut Manusa Yadnya dalam kitab Agastia Parwa tersebut. Sedangkan dalam kitab Sarsamuscaya dan dalam Purana ada istilah Ista Purta. Ista artinya suatu pemberian yang menyebabkan orang makin dekat dengan Tuhan. Sedangkan Purta adalah pemberian yang membawa orang makin terdorong untuk hidup makmur. Karena itu dalam tradisi Hindu di Bali kalau ada upacara yadnya, ada umat yang membawa arak berem untuk nyomia Bhuta Kala dan ada yang membawa dupa untuk membantu mendekatkan orang yang sedang melangsungkan upacara yadnya pada Tuhan.

Di samping itu disertai juga membawa beras, ketan, gula, kopi, buah-buahan sebagai sarana doa atau dorongan moral semoga upacara yadnya dimaksud membawa kemakmuran kepada mereka yang sedang melangsungkan upacara tersebut. Jadi tradisi Ngejot atau sebaliknya masyarakat membawa sesuatu saat ada umat melangsungkan upacara yadnya memang diajarkan dalam sastra agama Hindu.

Bagaimana tata cara melakukan saling memberi dalam yadnya yang timbal balik itu terserah kesepakatan umat dalam tiap kelompoknya. Ada yang membawa kado dalam bentuk uang tunai, ada yang masih bertahan membawa benda-benda seperti pakaian, alat-alat rumah tangga terutama dalam upacara Manusia Yadnya. Hal itu tidak perlu terlalu dirisaukan. Namun banyak kasus mengenai kado dari tetamu yang datang dalam yadnya semacam itu. Misalnya ada keluarga yang sampai cekcok dalam membagi kado. Ada yang sangat susah menggunakannya. Misalnya barang-barang bawaan dari tamu sudah dibagi-bagikan kepada tetangga dan sanak saudaranya, namun masih saja banyak jumlahnya.

Kalau dibuang sayang, dijual malu rasanya. Dibiarkan begitu saja, banyak mengambil tempat. Dalam hal inilah banyak timbul kreasi dari sementara umat untuk mewujudkan kado dengan uang tunai. Nyatanya hal itu banyak yang merasakan lebih bermanfaat. Kalau memang demikian kenyataannya dirasakan oleh umat, biarkanlah. Tidak usah kita cela dan dianggap merusak tradisi. Umat dewasa ini sudah cukup dewasa dan cerdas menanggapi hal itu. Toh tidak semua jenis yadnya kadonya diwujudkan dengan uang.

Hakikat saling memberi dalam wujud makanan atau benda lainnya itu adalah untuk menanamkan adanya Cakra Yadnya atau hidup untuk saling memelihara dalam wujud lebih nyata dalam kehidupan bersama. Karena saling memberi itu sebagai media latihan rohani untuk membangun jiwa yang ikhlas berkorban demi kehidupan bersama. Ke depan, biarkanlah umat mengarahkan cara saling memberi itu sesuai dengan kebutuhan zaman. Karena kebutuhan zaman terus berkembang.

Pada zaman dulu mungkin kualitas makanan orang tidak sebaik sekarang. Karenanya makanan itulah yang lebih ditekankan dalam melakukan komunikasi sosial dalam upacara yadnya. Cara saling beryadnya itu tentunya terus berkembang dan akan ada kreasi-kreasi baru yang akan dibuat oleh masyarakat sesuai dengan kemampuan dan kebutuhannya. Sepanjang hal itu tidak bertentangan dengan tattwanya, biarkanlah ada kreasi dalam tradisi tersebut agar jangan tradisi itu sampai ada yang basi.